Seharusnya malam ini dihadiri dua pembicara handal; Sdr. Agus Salim dan Sdr. Shalihan Labib untuk memaparkan tema "Puasa dan Pengendalian Nafsu”. Meskipun demikian, ketidakhadiran pembicara kedua, Sdr. Shaleh Labib, tidak berdampak signifikan, hal itu terlihat jelas dari sikap antusias audient untuk melemparkan beberapa pertanyaan kepada pembicara.
Waktu 20 menit yang diberikan pihak moderator ternyata digunakan secara baik oleh pembicara untuk memaparkan makalahnya yang berjudul "Renungan Puasa. Kapasitas Puasa Sebagai Management Hati".
Menurutnya ada tiga tipologi dalam menjalankan puasa. Pertama: puasanya orang umum. Artinya; orang puasa yang hanya mampu menahan lapar, dahaga serta tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dalam kacamata fiqh. Kedua: puasanya orang khusus. Orang yang mempunyai tipologi ini bukan hanya mampu menahan lapar, dahaga dan tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, namun ia juga mampu mengendalikan mata, telinga, hidung, lisan, tangan, kaki dan birahi untuk melakukan hal-hal yang dilarang agama.
Tipologi ketiga atau bisa disebut sebagai puasa terbaik adalah puasanya orang khusus al-khusus. Artinya; orang yang bukan hanya memenuhi dua criteria di atas, namun di sisi lain ia juga mampu mengendalikan hati dari hasrat-hasrat duniawi yang bersifat negative dan menjerumuskan. "itulah level tertinggi dalam menjalankan puasa dan seharusnya kita masuk kategori ini" tambahnya.
Setelah dialog interaktif antara audient dan pembicara purna, moderator, M. Shaleh Taufik, memberikan kesempatan kepada dua Pembina, Bapak Mahmudi Muhshon MA. dan Bapak Aniq Munir Lc. untuk memberikan tanggapan, kritikan maupun ulasan lebih lanjut tentang tema yang diangkat, agar nantinya mampu memotifasi untuk lebih mampu memanfaatkan sebaik-baiknya moment penting sepuluh hari akhir (asr al-awakhir) bulan Ramadlan kali ini dan selanjutnya.
Reporter: Nurul Ahsan.