Aroma Ayam Kecap telah menusuk hidung saat Sang Koki, Pak Ikhsan, meninggalkan kediaman Pak Mahmudi untuk mengejar agenda yang telah ia rencanakan. Saya, yang sedang ngobrol dengan Ali Sadikin menoleh ke arahnya mendengar Pak Ikhsan bersama Haji Irhas bergegas menuju pintu. “Tinggal nunggu mateng, Fi,” Pesannya. “Sebentar saja, mau mengembalikan buku ke Darrasa,” tambah Haji Irhas.
Sore ini Dewan Pengurus (DP) FAS Mesir berencana mengadakan laporan pertanggungjawaban. Sebelum acara dimulai, menu utama memang kudu beres. Sembari menunggu kehadiran anggota, saya menjenguk Ayam Kecap agar tak gosong. Tak tahan dengan aromanya, saya cicipi potongan ayam yang timbul tenggelam di dalam panci. Hambar, ternyata bukan daging, tapi hati. “wedhus!” batinku.
Tepat selepas Maghrib, acara baru bisa dimulai. Diselimuti cuaca dingin di luar rumah, rutinan FAS Mesir tiap sebelum acara dimulai, Yasinan, dibacakan oleh Haji Irhas. Selanjutnya, laporan DP yang diwakili oleh ketua disampaikan, catatan pelaksanaan kegiatan diutarakan, tak lupa kendala yang menghambat setiap kegiatan dipaparkan. “Saran saya, pelatihan kepenulisan sebaiknya dilanjutkan,” usul Habib Anang mengawali sesi tanggapan. Memang, pada periode kali ini FAS megadakan pelatihan kepenulisan makalah guna meningkatkan kualitas penyusunan makalah. Kegiatan ini disamping bermanfaat bagi anggota saat berproses dalam menuntut ilmu, juga (Insya Allah) akan berguna nantinya saat menerapkan ilmu tersebut ditengah-tengah masyarakat. “jangan lupa, pelatihan Takhrij Hadis harus dilaksanakan kembali.” Tambah pak Ahsan. “Takhrij berguna saat nanti kita berhadapan dengan permasalah-permasalah di tanah air yang membutuhkan sarana untuk merunut riwayat Hadis, karena ada sebagian kalangan yang saat ini sering menggunakan Hadis sebagai tameng mereka dengan segala predikat Hadis tersebut.” Imbuh Pak Ahsan menjelaskan usulannya.
Segala usulan ditampung sebagai rekomendasi untuk kepengurusan selanjutnya. “Selanjutnya pemilihan ketua baru.” Ucap Kholil sebagai pembawa acara. Saya menoleh ke samping. Ternyata anggota sidang tinggal separuh. “Hoi, para calon ketua keluar!” Teriak Mas Ariq sembari tertawa memanggil sebagian anggota yang pindah ke dalam kamar. Penghitungan suara dimulai dengan nama Badrus Soleh El Amin. Dan, diakhiri oleh Imam Syafii. Badrus, Kholil, dan Imam melanjutkan langkahnya ke putaran kedua. Di putaran kedua, nama pertama menguasai perolehan suara hingga otomatis terpilih sebagai pimpinan FAS Mesir untuk setahun kedepan.
Sang Ketua baru berpesan, agar kedepannya anggota FAS Mesir tetap menjaga kekompakan serta meningkatkan rasa memiliki terhadap FAS, sebagai wujud rasa hormat serta ngabdi terhadap pondok Sarang. “Ayam Kecap ini adalah tanda awal kepemimpinan yang akan diemban oleh Kak Badrus, sosok yang ‘terlalu’ semangat menjalankan program departemen humas tahun lalu…” anganku sebelum menyantap masakan Pak Ikhsan tersebut.
Kamis, 05 Desember 2013
Reporter : M. Mu'afi