GANTI FONT BLOG INI!

Karya Ilmiah vs Karya Sastra

Cairo, 07/09/2010 – Meriah dan penuh tawa. Itulah kondisi kongkow asyr al-awakhir bulan Ramadlan yang diadakan FAS Mesir, malam ini. Kongkow yang berlangsung hampir 2 jam itu suasananya tampak begitu hidup. Memang biasanya banyak terdapat joke juga, tapi malam ini nuansanya terasa beda dan istimewa, karena pembicara adalah Ust. Muhammad Shofi, ketua FAS Mesir, pereode 2010 – 2011.

Nurul Ahsan yang bertindak sebagai moderator memberikan prolog dan menyampaikan kebingungannya atas makalah yang ditulis pembicara. Menurutnya, tulisan yang ada justeru identik dengan “cerpen”. “Tulisannya bagus, tapi saya rasa kita akan bingung; harus menggunakan kaca mata apa kita menilainya? Karena, menurut saya ini bukan karya ilmiah tapi karya sastra” tutur moderator dalam memberikan prolog.

Hampir 20 menit pembicara memberikan orasi dan menjelaskan kronologi tulisannya. Sesuai dengan apa yang ia sampaikan, ternyata beliau hanya ingin menyajikan tulisan dengan bentuk yang berbeda. “Ini kisah nyata yang saya kemas dengan bentuk yang berbeda. Tapi tulisan ini tetap karya ilmiah. Apalagi di dalamnya menggunakan Ihya Ulum al-Din karya Al-Ghazali sebagai referensi” kisahnya untuk menepis keraguan pembaca.

Setelah orasi selesai secara otomatis masuk dialog interaktif. Ada lima orang yang bersedia menanggapi, yakni; Abdullah Farid, Sholeh Taufiq, Fathullah Mannan, Shalihan Labib dan Agus Salim. Mereka semua sepakat bahwa tulisan yang ada ditangan mereka bagus, hanya timing yang kurang tepat.

Agus Salim, Pembina FAS Mesir menyarankan: “Seharusnya Pembicara membidik segala pernak-pernik Ramadlan dari aspek sejarahnya, semisal; siapa yang memulai maidat al-rahman (pemberian buka puasa massal) dan bagaimana Fanus (lampu khas hari-hari besar) itu ada, seperti yang ada dalam buku ini” terangnya, serambi menunjukkan sebuah buku lumayan tebal.

Setelah semua bentuk kritik dijawab oleh Pembicara, sebagai penutup Penasehat FAS Mesir Bapak Machmudi Muhsan, MA. memberikan penilaian dengan cara pandang berbeda dari mayoritas audient malam ini. Pasalnya: “Pada dasarnya semua jenis tulisan atau narasi adalah informasi, sedangkan tulisan ini juga masuk kategori tersebut. Jadi, tulisan ini tidak salah. Hanya system penilaian yang kita gunakan yang berbeda, jadi terkesan absurd disampaikan di sini”.

Barangkali semua sependapat bahwa menilai sesuatu itu harus melihat kapasitas obyek sebagai apa agar mampu memberikan penilaian yang tepat. Bagaimanapun juga, semua yang hadir mengapresiasi bahwa tulisan yang disajikan cukup bagus. Apalagi Pembicara kali ini Ketua FAS Mesir, Ustadz Muhammad Shafy, orang pertama yang mampu mengetengahkan tulisan bernuansa baru.

Reporter: Nurul Ahsan
Share this article :
 
 
Support : Dimodifikasi oleh | masmuafi |
Copyright © 2013. MEDIA FAS MESIR - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger