Acara kali ini dimoderatori oleh Sdr. Nurul Ahsan dan diisi oleh dua pembicara Sdr. Aniq Munir Lc. dan Sdr. Mustaqiem. Tema yang ditetapkan oleh pihak Departemen Pendidikan FAS Mesir adalah “Nuzul al-Qur’an” atau turunnya al-Qur’an. Namun, karena pembicara kedua tidak dapat hadir, maka, sebagai gantinya tanggungjawab diserahkan kepada Sdr. Shaleh Taufiq dengan tema “Dzikir”.
Pembicara pertama mengatakan bahwa tentang turunnya al-Qu’ran terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Meskipun demikian ia mengamini salahsatu pendapat yang mengatakan bahwa turunnya al-Qur’an yang tepat seharunya terjadi pada tanggal 24 Ramadlan, dengan berbagai alasan.
Menurutnya, ada dua pereode turunnya al-Qur’an. Yang pertama diturunkan secara keseluruhan dari lauh al-mahfudz ke sama’ al-dun-ya. Kemudian yang kedua diturunkan secara gradual dari sama’ al-dun-ya ke beliau Nabi Muhammad saw.
Pembicara kedua membicarakan tentang dzikir perspektif termolonogis. Menurutnya –sesuai kutipan pendapat Imam Atha’—dzikir bukanlah sebagaimana diketahui kebanyakan orang; membaca kalimat-kalimat tertentu untuk mengingat Allah. Menurutnya dzikir adalah sebuah upaya untuk mengetahui halal dan haram. Sehingga agenda FAS Mesir yang sedang terlaksana saat itu juga merupakan dzikir yang sebenarnya.
Selanjutnya ia memaparkan keprihatinan atas minimnya etika dikalangan remaja saat ini. “Dekadensi moral saat ini tidak lebih disebabkan dekadensi spiritual” paparnya.
Acara tampak berjalan hangat dan diikuti secara antusias oleh audient. Apalagi didalamnya terdapat banyak joke-joke dari pembicara, moderator sekaligus audient yang hadir. Yang paling menarik acara ini dipantau secara langsung oleh penasehat FAS Mesir; Bapak Mahmudi Muhshon MA.