ibu bapaknya. Tetapi kalau keduanya memaksa engkau supaya mempersekutukan
Aku dengan apa yang tiada engkau ketahui, janganlah keduanya engkau turut!
Kepada Aku kamu akan kembali dan akan Kuceritakan kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan. Al ~ Qur'an surat Al - Ankabut (29): 8
Dengan tegas ayat di atas mengedukasikan kepada kita tentang bagaimana kita menaruh hormat kepada kedua orang tua kita. Dan ayat tersebut tidak hanya membatasi sebuah penghormatan hanya kepada kedua orang tua saja akan tetapi banyak sekali ayat ayat yang memberikan sinyal tentang dimana dan kepada siapa saja semestinya rasa hormat kita berikan, yaitu hormat dan berbelas kasih kepada sesama walau kepada non muslim sekalipun, yang semua itu sudah menjadi sebuah konstitusi islam.
Artinya islam sudah sejak dulu mengatur hal seperti itu atau kita sudah mengenal dalam islam subuah istilah kafir harbi dan kafir dzimmi.yang itu semua para ulama’ classic sudah membicarakan panjang lebar mengenahi hubungan moslim dan non muslim. Dimana sebuah non muslim atau seorang kafir dzimmi minoritas bisa hidup berdampingan dalam komunitas moslim mayoritas pada suatu daerah tertentu serta protektifitas selalau terjaga. Dengan masyarakat non muslim memberikan pajak atau diyyath kepada pemerentahan muslim yang berkuasa maka masyarakat non muslim minoritas jiwa raga dan harta selalu terlindungi dan tidak di dibenarkan apa bila ada seseorang muslim menganiaya atau merampas hak seorang non muslim atau bertindak intimidatif dan diskriminatif, yang itu semua berimplikasi bahwa islam melarang bentuk intimidatif dan diskriminatif kepada siapapun.
Seklumit keterangan di atas adalah sebuah edukasi tentang cinta, bukan sebuah edukasi percintaan tentang romeo and Juliet akan tetapi edukasi cinta yang berorientasi kepada hal ukhrawi, yang kalau di klasifikasikan pada levelnya bahwa cinta kepada Allah swt adalah level tertingi sebelum mencintai kepada rasul, dan ini adalah harga mati yang tidak bisa di tawar lagi. Cinta kepada segala sesuatu harus dalam bingkai cinta karena allah swt, sebagaimana yang terekam sebuah hadist nabi:
Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menahan (tidak memberi) karena Allah, maka ia telah menyempurnakan iman (HR Abu Dawud, dengan sanad shahih)
Dimana dalam topik ini sebuah otoritas tertujukan kepada cinta kepada orang tua, satu hal yang mendasar adalah bahwa di balik kecintaan kita kepada orang tua kita adalah harus berbasis karena allah semata. Maka cinta orang tua karena Allah, adalah mencintai orang tua dan menunaikan hak-haknya semestinya sesuai dangan tuntunan Islam, baik yang termaktub di dalam firman Allah maupun hadis Rasulullah saw.
Banyak sekali bentuk yang bisa di wujudkan dalam rangka kecintaan kita kepada orang tua kita, yaitu semisal meng accept semua bentuk nasehat dengan ikhlas dari orang tua kita, memprioritaskan kepentingan orang tua kita dari kepentingan individual kita, memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang tua kita, yang itu semua sebagai bentuk balas budi kita, dan di perkuat lagi dengan firman allah swt:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al-Isra’: 23-24 )
Perintah Allah di sini adalah berbuat ihsan, selanjutnya di dalam ayat ini diperinci beberapa sikap ihsan, antara lain; tidak berkata kasar kepada orang tua, bersikap kasih sayang dan sopan santun kepada orang tua, serta mendo’akan kedua orang tua jika mereka muslim. Selain itu, cinta kepada orang tua diwujudkan dalam bentuk mentaati keduanya dalam hal-hal yang tidak maksiat kepada Allah. Jika keduanya memerintahkan maksiat, maka suatu keharusan bagi kita untuk menghindari kemaksiatan yang diperintahkannya dan tetap berbuat baik dalam hal-hal yang tidak dilarang oleh Allah, sebagaimana firman Allah;
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik (Luqman;15)
Demikian juga jika menanamkan permusuhan terhadap Islam, kita tidak boleh mencintai mereka, sebagaimana firman Allah:
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan (al-Mujadalah:22)
Dalam keadaan terjadi permusuhan dan peperangan antara Islam melawan orang kafir, dan orang tua berada di pihak orang kafir, maka tidak dibenarkan untuk membela kaum kafir karena orang tua kita ada di sana. Disini Ada beberapa edukasi menarik yang dapat kita baca berkenaan dengan praktik ayat di atas.
Pertama dengan kisah dilematis sahabat hatib bin Abi Balta’ah, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, ketika terjadi perang Uhud bahkan harus berhadapan dengan orang tuanya sendiri. Meskipun demikian dia pun harus rela membunuhnya karena orang tuanya pada barisan pasukan musyrikin sedangkan dia berada pada laskar pembela Islam. Demikanlah tentang nilai sebuah penghormatan.
Written by: Agus maimoen